Disusun Oleh : Niken Yuniastuti (21/13333)
Kimia Industri
Keramik pada awalnya berasal dari
bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah
mengalami proses pembakaran. Kamus dan ensiklopedi tahun 1950-an mendefinisikan
keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari
tanah liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya.
Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi
pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang
berbentuk padat.
Umumnya senyawa keramik lebih stabil dalam lingkungan
termal dan kimia dibandingkan elemennya. Bahan baku keramik yang umum dipakai
adalah felspard, ball clay, kwarsa, kaolin, dan air. Sifat keramik sangat
ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral bawaannya. Oleh
karena itu sifat keramik juga tergantung pada lingkungan geologi dimana bahan
diperoleh. Secara umum strukturnya sangat rumit dengan sedikit
elektron-elektron bebas.
Kurangnya beberapa elektron bebas keramik membuat
sebagian besar bahan keramik secara kelistrikan bukan merupakan konduktor dan
juga menjadi konduktor panas yang jelek. Di samping itu keramik mempunyai sifat
rapuh, keras, dan kaku. Keramik secara umum mempunyai kekuatan tekan lebih baik
dibanding kekuatan tariknya.
Keramik (English ceramics, Greek keramos,
‘potter clay’), asal katanya berasal dari seni pembuatan tembikar, peralatan
dari tanah liat. Sekarang, definisi keramik secara ilmiah adalah benda-benda
yang dibuat dari bahan lunak dari alam yang dijadikan keras dengan cara
pemanasan. Material keramik adalah non logam, senyawa inorganik, biasanya
senyawa ikatan oksigen, karbon, nitrogen, boron dan silikon. Keramik pada
industri tidak bisa dibayangkan sebagai benda-benda seni. Beberapa contoh
keramik industri adalah pipa selokan, insulator listrik, bata tahan panas dan
lainnya.
A.
SIFAT – SIFAT
Keramik memiliki sifat kimia, mekanik, fisika, panas,
elektrik, dan magnetik yang membedakan mereka dari material lain seperti logam
dan plastik. Industri keramik merubah sifat keramik dengan cara mengontrol
jenis dan jumlah material yang digunakan untuk pembuatan.
Keramik
industri sebagian besar adalah oksida (senyawa ikatan oksigen), akan tetapi ada
juga senyawa carbida (senyawa ikatan karbon dan logam berat), nitrida (senyawa
ikatan nitrogen), borida (senyawa ikatan boron) dan silida (senyawa ikatan
silikon). Sebagai contoh, pembuatan keramik alumina menggunakan 85 sampai 99
persen aluminum oksida sebagai bahan utama dan dikombinasikan dengan berbagai
senyawa kompleks secara kimia. Beberapa contoh senyawa kompleks adalah barium
titanate (BaTiO3) dan zinc ferrite (ZnFe2O4).
Material lain yang dapat disebut juga sebagai jenis keramik adalah berlian dan
graphite dari karbon.
Keramik lebih resisten terhadap korosi dibanding
plastik dan logam. Keramik biasanya tidak bereaksi dengan sebagian besar
cairan, gas, aklali dan asam. Jenis-jenis keramik memiliki titik leleh yang
tinggi dan beberapa diantaranya masih dapat digunakan pada temperatur mendekati
titik lelehnya. Keramik juga stabil dalam waktu yang lama.
Ikatan keramik dapat dibilang sangat kuat, dapat kita
lihat dari kekakuan ikatan dengan mengukur kemampuan keramik menahan tekanan
dan kelengkungan. Bend Strength atau jumlah tekanan yang diperlukan untuk
melengkungkan benda biasanya digunakan untuk menentukan kekuatan keramik. Salah
satu keramik yang keras adalah Zirconium dioxide yang memiliki bend strength mendekati senyawa besi.
Zirconias (ZrO2) mampu mempertahankan kekuatannya hingga temperatur
900oC (1652oF), dan bahkan silikon carbida dan silikon
nitrida dapat mempertahankan kekuatannya pada temperatur diatas 1400oC
(2552oF). Material-material silikon ini biasanya digunakan pada
peralatan yang memerlukan panas tinggi seperti bagian dari Gas-Turbine Engine.
Walaupun keramik memiliki ikatan yang kuat dan tahan pada temperatur tinggi,
material ini sangat rapuh dan mudah pecah bila dijatuhkan atau ketika
dipanaskan dan didinginkan seketika.
Sebagian besar keramik adalah ikatan dari karbon,
oksigen atau nitrogen dengan material lain seperti logam ringan dan semilogam.
Hal ini menyebabkan keramik biasanya memiliki densitas yang kecil. Sebagian
keramik yang ringan mungkin dapat sekeras logam yang berat. Keramik yang keras
juga tahan terhadap gesekan. Senyawa keramik yang paling keras adalah berlian,
diikuti boron nitrida pada urutan kedua dalam bentuk kristal kubusnya. Aluminum
oksida dan silikon karbida biasa digunakan untuk memotong, menggiling,
menghaluskan dan menghaluskan material-material keras lain.
Sebagian
besar keramik memiliki titik leleh yang tinggi, artinya walaupun pada
temperatur yang tinggi material ini dapat bertahan dari deformasi dan dapat
bertahan dibawah tekanan tinggi. Akan tetapi perubahan temperatur yang besar
dan tiba-tiba dapat melemahkan keramik. Kontraksi dan ekspansi pada perubahan
temperatur tersebutlah yang dapat membuat keramik pecah. Silikon karbida dan
silikon nitrida lebih dapat bertahan dari kontraksi dan ekspansi pada perubahan
temperatur tinggi daripada keramik-keramik lain. Oleh karena itu material ini
digunakan pada bagian-bagian mesin seperti rotor pada turbin dalam mesin jet
yang memiliki variasi perubahan temperatur yang ekstrim.
Beberapa
jenis keramik dapat menghantarkan listrik. Contohnya Chromium dioksida yang
mampu menghantarkan listrik sama baiknya dengan sebagian besar logam. Jenis
keramik lain seperti silikon karbida, kurang dapat menghantarkan listrik tapi
masih dapat dikatakan sebagai semikonduktor. Keramik seperti aluminum oksida
bahkan tidak menghantarkan listrik sama sekali. Beberapa keramik seperti
porcelain dapat bertindak sebagai insulator (alat untuk memisahkan
elemen-elemen pada sirkuit listrik agar tetap pada jalurnya masing-masing) pada
temperatur rendah tapi dapat menghantarkan listrik pada temperatur tinggi.
Keramik yang
mengandung besi oksida (Fe2O3) dapat memiliki gaya
magnetik mirip dengan magnet besi, nikel dan cobalt. Keramik berbasis besi
oksida ini biasa disebut ferrite. Keramik magnetis lainnya adalah oksida-oksida
nikel, senyawa mangan dan barium. Keramik ber-magnet biasanya digunakan pada
motor elektrik dan sirkuit listrik dan dapat dibuat dengan resistensi tinggi
terhadap demagnetisasi. Ketika elektron-elektron disejajarkan sedemikian rupa,
keramik dapat menghasilkan medan magnet yang sangat kuat dan sukar
demagnetisasi (menghilangkan medan magnet) dengan memecah barisan elektron
tersebut.
B.
KEGUNAAN
Keramik dinilai dari propertinya. Kegunaan keramik
beragam disesuaikan dengan kemampuan dan daya tahannya. Keramik dengan properti
elektrik dan magnetik dapat digunakan sebagai insulator, semikoncuktor,
konduktor dan magnet. Keramik dengan properti yang berbeda dapat digunakan pada
aerospace, biomedis, konstruksi bangunan, dan industri nuklir.
Beberapa contoh penggunaan keramik industri:
C. CARA PRODUKSI
Membuat keramik memerlukan
teknik-teknik yang khusus dan unik. Hal ini berkaitan dengan sifat tanah liat
yang plastis dimana diperlukan ketrampilan tertentu dalam pengolahan maupun
penanganannya. Membuat keramik berbeda dengan membuat kerajinan kayu, logam,
maupun yang lainnya. Proses membuat keramik adalah rangkaian proses yang
panjang yang didalamnya terdapat tahapan-tahapan kritis. Kritis, karena tahapan
ini paling beresiko terhadap kegagalan. Tahapan proses dalam membuat keramik
saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Proses awal yang dikerjakan dengan
baik, akan menghasilkan produk yang baik juga. Demikian sebaliknya, kesalahan
di tahapan awal proses akan mengasilkan produk yang kurang baik juga.
Ada beberapa tahapan proses yang
harus dilakukan untuk membuat suatu produk keramik, yaitu:
1.
Pengolahan Bahan
Tujuan
pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari berbagai material
yang belum siap pakai menjadi badan keramik plastis yang telah siap pakai.
Pengolahan bahan dapat dilakukan dengan metode basah maupun kering, dengan cara
manual ataupun masinal. Didalam pengolahan bahan ini ada proses-proses tertentu
yang harus dilakukan antara lain pengurangan ukuran butir, penyaringan,
pencampuran, pengadukan (mixing), dan pengurangan kadar air. Pengurangan ukuran
butir dapat dilakukan dengan penumbukan atau penggilingan dengan ballmill.
Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan material dengan ukuran yang tidak
seragam. Ukuran butir biasanya menggunakan ukuran mesh.
Pencampuran
dan pengadukan bertujuan untuk mendapatkan campuran bahan yang homogen/seragam.
Pengadukan dapat dilakukan dengan cara manual maupun masinal dengan blunger
maupun mixer.
Pengurangan kadar air dilakukan pada proses basah, dimana hasil campuran bahan yang berwujud lumpur dilakukan proses lanjutan, yaitu pengentalan untuk mengurangi jumlah air yang terkandung sehingga menjadi badan keramik plastis. Proses ini dapat dilakukan dengan diangin-anginkan diatas meja gips atau dilakukan dengan alat filterpress.
Tahap terakhir adalah pengulian. Pengulian dimaksudkan untuk menghomogenkan massa badan tanah liat dan membebaskan gelembung-gelembung udara yang mungkin terjebak. Massa badan keramik yang telah diuli, disimpan dalam wadah tertutup, kemudian diperam agar didapatkan keplastisan yang maksimal.
Pengurangan kadar air dilakukan pada proses basah, dimana hasil campuran bahan yang berwujud lumpur dilakukan proses lanjutan, yaitu pengentalan untuk mengurangi jumlah air yang terkandung sehingga menjadi badan keramik plastis. Proses ini dapat dilakukan dengan diangin-anginkan diatas meja gips atau dilakukan dengan alat filterpress.
Tahap terakhir adalah pengulian. Pengulian dimaksudkan untuk menghomogenkan massa badan tanah liat dan membebaskan gelembung-gelembung udara yang mungkin terjebak. Massa badan keramik yang telah diuli, disimpan dalam wadah tertutup, kemudian diperam agar didapatkan keplastisan yang maksimal.
2. Pembentukan
Tahap
pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah liat plastis menjadi
benda-benda yang dikehendaki. Ada tiga keteknikan utama dalam membentuk benda
keramik: pembentukan tangan langsung (handbuilding), teknik putar (throwing),
dan teknik cetak (casting).
· Pembentukan Langsung
Dalam membuat keramik dengan teknik
pembentukan tangan langsung, ada beberapa metode yang dikenal selama ini:
teknik pijit (pinching), teknik pilin (coiling), dan teknik lempeng (slabbing).
·
Pembentukan Dengan Teknik Putar
Pembentukan dengan teknik putar
adalah keteknikan yang paling mendasar dan merupakan kekhasan dalam kerajinan
keramik. Karena kekhasannya tersebut, sehingga keteknikan ini menjadi semacam
icon dalam bidang keramik. Dibandingkan dengan keteknikan yang lain, teknik ini
mempunyai tingkat kesulitan yang paling tinggi. Seseorang tidak begitu saja
langsung bisa membuat benda keramik begitu mencobanya. Diperlukan waktu yang
tidak sebentar untuk melatih jari-jari agar terbentuk ’feeling’ dalam membentuk
sebuah benda keramik. Keramik dibentuk diatas sebuah meja dengan kepala putaran
yang berputar. Benda yang dapat dibuat dengan keteknikan ini adalah benda-benda
yang berbentuk dasar silinder: misalnya piring, mangkok, vas, guci dan
lain-lain. Alat utama yang digunakan adalah alat putar (meja putar). Meja putar
dapat berupa alat putar manual mapupun alat putar masinal yang digerakkan
dengan listrik.
Secara singkat tahap-tahap pembentukan dalam teknik putar adalah: centering (pemusatan), coning (pengerucutan), forming (pembentukan), rising (membuat ketinggian benda), refining the contour (merapikan).
Secara singkat tahap-tahap pembentukan dalam teknik putar adalah: centering (pemusatan), coning (pengerucutan), forming (pembentukan), rising (membuat ketinggian benda), refining the contour (merapikan).
·
Pembentukan Dengan Teknik Cetak
Dalam keteknikan ini, produk keramik
tidak dibentuk secara langsung dengan tangan; tetapi menggunakan bantuan
cetakan/mold yang dibuat dari gipsum. Teknik cetak dapat dilakukan dengan 2
cara: cetak padat dan cetak tuang (slip). Pada teknik cetak padat bahan baku yang
digunakan adalah badan tanah liat plastis sedangkan pada teknik cetak tuang
bahan yang digunakan berupa badan tanah liat slip/lumpur. Keunggulan dari
teknik cetak ini adalah benda yang diproduksi mempunyai bentuk dan ukuran yang
sama persis. Berbeda dengan teknik putar atau pembentukan langsung.
3. Pengeringan
Setelah
benda keramik selesai dibentuk, maka tahap selanjutnya adalah pengeringan.
Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis yang terikat
pada badan keramik. Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan terjadi 3
proses penting: (1) Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke
permukaan, menguap, sampai akhirnya partikel-partikel saling bersentuhan dan
penyusutan berhenti; (2) Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut; dan (3) air
yang terserap pada permukaan partikel hilang. Tahap-tahap ini menerangkan
mengapa harus dilakukan proses pengeringan secara lambat untuk menghindari
retak/cracking terlebih pada tahap 1 (Norton, 1975/1976). Proses yang terlalu
cepat akan mengakibatkan keretakkan dikarenakan hilangnya air secara tiba-tiba
tanpa diimbangi penataan partikel tanah liat secara sempurna, yang mengakibatkan
penyusutan mendadak.
Untuk menghindari pengeringan yang terlalu cepat, pada tahap awal benda keramik diangin-anginkan pada suhu kamar. Setelah tidak terjadi penyusutan, pengeringan dengan sinar matahari langsung atau mesin pengering dapat dilakukan
Untuk menghindari pengeringan yang terlalu cepat, pada tahap awal benda keramik diangin-anginkan pada suhu kamar. Setelah tidak terjadi penyusutan, pengeringan dengan sinar matahari langsung atau mesin pengering dapat dilakukan
4. Pembakaran
Pembakaran
merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah massa yang
rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan dalam
sebuah tungku/furnace suhu tinggi. Ada beberapa parameter yang mempengaruhi
hasil pembakaran: suhu sintering/matang, atmosfer tungku dan tentu saja mineral
yang terlibat (Magetti, 1982). Selama pembakaran, badan keramik mengalami
beberapa reaksi-reaksi penting, hilang/muncul fase-fase mineral, dan hilang
berat (weight loss). Secara umum tahap-tahap pembakaran maupun kondisi api
furnace dapat dirinci dalam tabel.
5. Pengglasiran
Pengglasiran
merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan pembakaran glasir. Benda
keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang, disemprot, atau
dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir dilakukan dengan cara
dicelup dan dituang; untuk benda-benda yang besar pelapisan dilakukan dengan
penyemprotan. Fungsi glasir pada produk keramik adalah untuk menambah
keindahan, supaya lebih kedap air, dan menambahkan efek-efek tertentu sesuai
keinginan.
Kesemua proses dalam pembuatan keramik akan menentukan produk yang dihasilkan. Oleh
Kesemua proses dalam pembuatan keramik akan menentukan produk yang dihasilkan. Oleh
karena itu kecermatan dalam
melakukan tahapan demi tahapan sangat diperlukan untuk menghasilkan produk yang
memuaskan.
D. INDUSTRI DI INDONESIA
“Indonesia Salah Satu Produsen Terbesar Keramik Dunia”
JAKARTA - Pembangunan properti dan konstruksi pada tahun 2012 diproyeksikan mengalami pertumbuhan. Hal ini turut mendongkrak perkembangan bahan bangunan yang besar di Indonesia, salah satunya pasar keramik.Menurut Dirjen Industri Basis Manufaktur Kementerian Perindustrian Panggah Susanto, permintaan keramik dari konsumen domestik yang berasal dari seluruh nusantara, sangat tinggi. Karena itu, menurut Panggah, inovasi industri keramik dalam negeri harus ditingkatkan.
"Perkembangan produk keramik tile, hias memberi hasil baik pada tingkat produktivitas, khusus untuk ubin keramik peringkat 6, setelah China, Brasil, Spanyol, Italia. Rata-rata ekspor USD20 juta per tahun. Ini menarik dikembangkan. Melihat jumlah penduduk kita yang besar dan properti mendatang akan membuka peluang pasar yang perlu dimanfaatkan," jelas Panggah.
Selain memberikan kontribusi signifikan, industri keramik dinilai termasuk tahan banting. "Perkembangan industri keramik dalam negeri sangat mengesankan, setelah krisis kini bangkit kembali dan terus berkembang. Hal ini dipengaruhi banyak faktor, seperti tingkat konsumtif, di mana keramik menjadi daya tarik tersendiri pada bangunan, ke depan akan terus berkembang. Selain itu, faktor-faktor ketersediaan bahan baku dan adanya para pelaku industri keramik tangguh dan ulet mencari terobosan," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Industri Keramik Indonesia (Asaki) Achmad Widjaja menyatakan, pada awal 2012, indstri keramik memberi sumbangsih tiga persen terhadap perekonomian nasional. Ini merupakan nilai positif bagi industri keramik nasional karena terjadi peralihan permintaan keramik.
"Targetnya sampai tiga kali lipat, namun, pada tahun ini mengalami darurat energi, maka bahan bakar utama dialihkan ke gas. Negara dalam darurat energi namun tersaji dalam PT Perusahaan Gas Negara dan tidak ada pengurangan pasokan, sehingga produsen tetap melaksanakan produksinya," katanya saat pembukaan Renovation & Construction Expo 2012 di JCC, Jakarta, Kamis (19/4/2012).
Dia menambahkan, upaya yang dilakukan Asaki seperti melakukan proses negosiasi untuk membebaskan industri keramik dari krisis kekurangan energi. Karena, selain memberikan sumbangan besar pada ekonomi negara, juga dapat menyerap tenaga kerja.
(rhs)
( http://property.okezone.com/read/2012/04/19/471/614829/indonesia-salah-satu-produsen-terbesar-keramik-dunia )
Mengapa material keramik dipilih sebagai alat potong? (Tinjau dari sifat-sifat yang dimiliki). Jenis material keramik apa yang dapat digunakan sebagai alat pisau bedah dan pahat pemesinan
BalasHapusApabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
BalasHapusSalam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri